JawaTimur,rilisfakta.com-Gunung Semeru Jawa timur kembali mengalami erupsi pada hari kamis pagi, 16/12/2021 pukul 09.00 Wib sehingga menyebabkan pencarian korban hilang dihentikan sementara oleh tim sar.
Tim sar mengatakan bahwa pencarian korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru dihentikan sementara. Keputusan ini dilakukan mengingat Gunung Semeru yang kembali mengalami erupsi pada Kamis pagi (16/12/2021) Pukul 09.00 Wib.
“Semua personel SRU 1, SRU 2, SRU 3 ditarik dari lokasi pencarian menuju ke titik aman, kemudian ke posko. Pencarian hari ini dihentikan sementara,” kata kepala kantor SAR Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Hariadi Purnomo.
Menurut seorang warga bernama Ahmad samiludin, Semeru Kembali Erupsi Kamis Pagi, sehingga warga lari berhamburan untuk menyelamatkan diri begitu yang dilaporkan oleh warga Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Ahmad Samiludin (48) kepada awak media.
” pagi ini, Semeru kembali mengeluarkan material lahar dan awas panas guguran. Saat itu saya melihat warga setempat pun lari berhamburan sedangkan saya sedang berada di balai desa Sumberwuluh,” ucap Ahmad.
Sebelum erupsi kembali terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, pencarian korban hilang akibat erupsi Semeru di Lumajang, Jawa Timur masih terus dilakukan.
Hingga Rabu 15/12/2021 tercatat 56 korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 47 korban ditemukan di lokasi, sedangkan sembilan korban lainnya meninggal di rumah sakit. Sementara, 36 orang masih dalam pencarian.
Melalui konferensi pers Plt. Kepala pusat data dan informasi (Abdul Muhari) mengatakan tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban.
“Tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang dinyatakan hilang,” ucap Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya.
Muhari juga mengatakan bahwa pencarian korban hilang berfokus di tiga titik lokasi yang sebelumnya telah direncanakan, yakni, Tambang Pasir, Kebon Deli, dan Kajar Kuning.
Dalam pencarian itu tim sar gabungan mengerahkan sejumlah alat berat seperti 19 unit ekskavator, 2 unit buldozer, 7 unit dumtruck, 2 unit backhoe loader, 1 unit crane charge, 1 unit mobil DU Brimob, dan 1 mobile water treatment. Alat berat ini terletak di beberapa titik di Candipuro dan Pronojiwo.
Muhari menyebut sejumlah organisasi dan relawan terlibat dalam pencarian yang dikomandoi Basarnas.
Masa tanggap darurat Semeru ditambah 14 hari lagi, mengingat sembilan warga masih dinyatakan hilang, dalam keterangan lanjutan Muhari meminta agar warga yang antusias melihat kondisi dampak erupsi Semeru tidak berada di lokasi pencarian. Sebab, hal itu akan menghalangi proses evakuasi.
“Karena akan menjadi kendala tersendiri, apabila jalur evakuasi dan pencarian tidak steril dari aktivitas para warga setempat,” kata Muhari.
Muhari melaporkan hingga saat ini masih terdapat ribuan pengungsi yang tersebar di berbagai kecamatan di Lumajang, yakni 1.518 pengungsi di tujuh titik Pasirian, 4.563 pengungsi di 8 titik Candipuro, dan 1.056 pengungsi di Pronojiwo.
Kemudian, 334 pengungsi di Sukodono, 312 di Sumbersuko, 421 pengungsi di Lumajang, 97 pengungsi di Yosowilangun, 197 pengungsi di Pasrujambe, dan 31 pengungsi di Randuagung.
Awan Panas Semeru Masih Potensi Terjadi, Warga Diminta Waspada
Kemudian, 73 pengungsi di Tekung, 152 pengungsi di Senduro, 95 pengungsi di Jatiroto, 171 pengungai di Kunir, dan 55 pengungsi di Klakah.
Selain itu, Muhari juga melaporkan 59 jiwa mengungsi di Kedungjajang, 21 jiwa di Gucialit, 205 di Padang, 49 di Ranuyoso, 60 jiwa di Rowokangkung, 693 jiwa di Tempeh.
“Total pengungsi yang tercatat 10.565 jiwa,” kata Muhari.
Catur T
![]()

