Korwil Jatim: Catur Teguh Wiyono
Jember, rilisfakta.id – Masyarakat beserta kepala desa setempat antusias mengikuti Safari Ramadhan wilayah ranting NU Gambirono yang dilaksanakan oleh Pengurus MWC NU Bangsalsari Di Masjid Riyadhus Sholihin Gambirono Jumat, (7/3/2025) pukul 16.00 Wib.
Kegiatan sama seperti Safari Ramadhan dibeberapa ranting lainnya dimulai dengan buka bersama dan diakhiri dengan tausiyah yang disampaikan oleh ra Izzat dan doa oleh KH. Abdul Gofar.
Dalam tausiyahnya, ra Izzat menyampaikan dan menerangkan perbedaan makna ibadah dunia dan akhirat dalam pandangan umat.

Perbedaan Makna Ibadah Dunia dan Akhirat dalam Pandangan Umat
“Dalam kehidupan sehari-hari, ibadah sering kali dipandang sebagai jalan menuju akhirat. Namun, tidak jarang ditemukan bahwa ada ibadah dunia yang sesungguhnya berpotensi menjadi bekal bagi akhirat, sementara beberapa ibadah yang dilakukan dengan niat akhirat, ternyata hanya untuk urusan dunia,” ungkap Pengasuh Ponpes Nurina dalam Tausyiahnya Ra Izzat, 7 Maret 2025.
“Salah satu contoh yang sering menjadi sorotan adalah ibadah puasa. Bagi sebagian manusia, puasa bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah kenikmatan. Mereka merasakan keindahan spiritual dan kebahagiaan yang mendalam dalam menjalankan ibadah ini. Namun, ada pula yang hanya melaksanakannya sebagai kewajiban semata, sebatas memenuhi syarat sebagai seorang Muslim tanpa merenungkan makna yang lebih dalam,” Terusnya.

“Di sisi lain, ada kelompok yang memandang bulan Ramadhan sebagai kesempatan berharga untuk memperbaiki kualitas ibadah mereka sepanjang tahun. Bagi mereka, puasa tidak hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ajang untuk mengevaluasi dan memperbaiki segala bentuk ibadah yang dilakukan di 11 bulan sebelumnya. Mereka memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah Swt,” Jelasnya.
“Fenomena ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda terhadap ibadah. Ada yang memprioritaskan dunia dan ada yang mengutamakan akhirat. Namun, yang terpenting adalah niat tulus dalam menjalani setiap ibadah, karena niat yang benar mampu mengubah amalan dunia menjadi amal akhirat, dan sebaliknya, jika dilakukan dengan niat yang salah, amalan yang dianggap ibadah akhirat bisa saja hanya membawa manfaat duniawi semata,” Tegasnya.

“Terlepas dari bagaimana setiap orang memandang ibadah, bulan Ramadhan selalu menjadi momen refleksi diri dan kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas spiritual menuju kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Menikmati, Melaksanakan, dan Memperbaiki Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan ini dengan niat dan tekad karena Allah,” Pungkasnya. (Tim)
Kontributor: Maswar
![]()

