Korwil Jatim: Catur Teguh Wiyono
Jember, rilisfakta.id – Gempar! Dua petani kopi Samsul Arifin (48) dan Mursit (47) asal dusun Bedahan Jerit Curahkalong kecamatan Bangsalsari menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan dari beberapa oknum yang diduga mengaku sebagai penjaga keamanan saat sedang menjaga lahannya Kamis, (6/6/2025) pukul 19.00 Wib sehingga puluhan warga mendatangi Kantor Polsek Bangsalsari untuk melaporkan penganiayaan tersebut.
Dalam kejadian tersebut Samsul Arifin dilarikan ke PKM Bangsalsari karena mengalami luka di bagian kepala belakang, sebelah kanan, luka lecet disebelah mata kiri, bawah mata kiri, lecet diatas bibir kanan, pusing, mulut lecet, dan bengkak lecet didaun telinga kanan, sedangkan Mursit mengalami luka dibagian yang hampir sama namun hingga saat berita ini dimuat masih dalam tahap penyelidikan oleh Kepolisian.

Menurut Samsul Arifin kejadian bermula saat Samsul mencari putranya Firman setelah mendapat kabar bahwa Firman, dan Yen Tohari dibawa oleh beberapa orang yang mengaku sebagai penjaga keamanan saat sedang menjaga lahannya.
Setelah sampai ditempat yang dituju Samsul bertemu dengan beberapa orang yang jumlahnya lebih dari 10 orang, tersebut diantaranya adalah Sf, dan PT.

Sempat terjadi percekcokan sehingga PT diikuti beberapa orang lainnya menyerang Samsul Arifin, dan Mursit, namun sempat dilerai oleh Sf, meskipun begitu Samsul dan Mursit mendapat banyak luka sehingga dilarikan ke PKM terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.

“Jadi setelah saya mendapat kabar dari kakaknya Yen bahwa anak saya dibawa orang yang ngaku penjaga keamanan saat menjaga kopi yang sering dirusak, saya langsung ke lahan, Sampek sana saya tidak menemukan anak saya, namun setelah itu ada beberapa orang menyuruh saya pulang namun sambil bentak bentak, saya kejar tanya tentang anak saya, karena tidak ada titik temu akhirnya saya dorong, dan mereka membalas saya dengan pukulan dan pengeroyokan,” ungkap Samsul.
Dalam keterangan lain salah satu keluarga korban Ahmad Bahri meminta agar kasus ini segera terselesaikan.
Menurutnya Penjaga Keamanan yang dimaksud diduga merupakan bentukan Kepala desa Curahkalong Abdul Qadir, sehingga beliau juga mempertanyakan dan meminta kejelasan sikap kepala desa dalam kasus ini kepada awak media.
“Harapan saya sebagai saudara korban agar masalah ini segera selesai, dan oknum pelaku ditangkap!” Tegasnya.
“Setahu saya yang membentuk keamanan tersebut kepala desa Curahkalong, jadi gimana sikap kepala desa dalam menangani masalah ini, intinya kalo ada apa apa kedepan terhadap petani kami menyalahkan kepala desa selaku pemberi SK,” Imbuhnya.

“Jujur selaku petani kami resah dengan adanya kasus ini, saya harap apabila ada keamanan, jangan malah memukul warga seperti ini, kami perlu diamankan bukan dipukuli,” pungkasnya.
Namun sampai berita ini dimuat, belum ada keterangan resmi dari kepolisian, sebab masih dalam penyelidikan. (Catur)
![]()

