Partai Ummat: Rapor Merah 7 Tahun Jokowi dalam Bidang Ekonomi Bahayakan Bangsa dan Negara

Partai Ummat: Rapor Merah 7 Tahun Jokowi dalam Bidang Ekonomi Bahayakan Bangsa dan Negara
Bagikan berita ini :

Jakarta, rilisfakta.com,Partai Ummat – Partai Ummat menemukan data dan fakta tak terbantahkan bahwa setelah
tujuh tahun memerintah, rezim Jokowi bukannya membawa bangsa dan negara menuju kemajuan
yang dicita-citakan seperti tercantum dalam UUD 1945, malah sebaliknya menyeret bangsa dan
negara menuju kemunduran yang membahayakan.
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengatakan rapor merah pemerintahan Jokowi
setelah tujuh tahun memerintah terjadi dalam semua bidang termasuk bidang-bidang hukum,
ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Terutama dalam bidang hukum, kata Ridho, pemerintahan Jokowi hanya mengumbar slogan
kosong penegakan hukum yang berkeadilan, karena kenyataannya di lapangan hukum masih
berjalan diskriminatif, tajam ke oposisi tetapi tumpul ke pendukung rezim, serta meluasnya
pembelaan ke si kuat dan dilupakannya si lemah.
Rapor Merah Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, kata Ridho, kebijakan Jokowi membangun infrastruktur cukup masif
dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Namun pembangunan ini, lanjutnya, sebagian
besar tidak efisien dan tidak tepat sasaran.
Ridho mengatakan pembangunan di sektor infrastruktur memang diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan mempercepat akselerasi ekonomi, mempermudah distribusi produksi,
dan juga untuk membangun dan memperkuat daya saing industri sebagai salah satu elemen
penting dalam menopang ekonomi nasional.
“Namun pembangunan infrastruktur ini tidak sepenuhnya menunjukkan skala prioritas
kepentingan publik. Bahkan beberapa pembangunan infrastruktur dengan skala giant project tidak
dalam desain dan perencanaan yang baik yang memperhitungkan sumber dan alokasi keuangan
berimbang, termasuk memperhitungkan dampak ekonomi jangka pendek dan jangka panjang,”
kata Ridho.
Ridho mengatakan pemerintahan Jokowi cenderung tidak pruden dalam pengalokasian keuangan
negara, sementara pengelolaan utang luar negeri sangat mengkhawatirkan. Sebagian besar utang
luar negeri diarahkan pada pembangunan proyek infrastruktur dengan lebih mengejar obsesi
pertumbuhan ekonomi tinggi, lanjutnya.
“Dampak secara langsung yang dirasakan adalah meningkatnya hutang luar negeri Indonesia yang
telah mencapai lebih dari 6000 triliun, sementara pertumbuhan ekonomi yang tinggi seper (red)

Loading